Selasa, 29 Januari 2013

HOME





Membaca merupakan salah satu metode yang kerap dilakukan oleh manusia untuk dapat meningkatkan kecerdasan, mengakses informasi dan juga memperdalam pengetahuan dalam diri seseorang. Dengan memahami dan mengerti isi dari sebuah bacaan, seseorang akan mendapatkan banyak keuntungan untuk memperluas cakrawala berpikir dengan sedikit usaha dan modal yang relatif sedikit. Kegiatan ini sering kali dihubungkan dengan faktor-faktor kesuksesan seseorang dalam berpikir dan bertindak karena pada umumnya mereka yang gemar membaca dapat bertindak lebih sistematis dan berpikir secara kritis dalam menyikapi permasalahan yang dihadapi.
Kebiasaan membaca juga sering dikaitkan dengan seorang pemimpin. “A good leader is a reader, seorang pemimpin yang baik adalah seorang pembaca,” demikian kata-kata bijak yang sering dikutip oleh banyak pemimpin. Kualitas seorang pemimpin banyak ditentukan oleh tingkat intelektualitas dirinya. Sementara indikator intelektualitas seseorang tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan dan tingkat pendidikan tetapi juga dilihat dari kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Hal ini bukan hanya untuk indikator intelektualitas tetapi juga berkaitan dengan karakter dan kepribadian. Seorang pemimpin yang pembaca sudah jelas menunjukkan sikap kesediaan terus belajar, terus mau menimba ilmu dan mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya. Seorang pembacalah yang selalu siap bertumbuh dan berkembang.
Negara-negara maju semisal Jepang kegiatan membaca menjadi sebuah budaya positif  yang dilakukan oleh masyarakatnya. Dimulai sejak lebih dari seabad yang lalu saat restorasi Meiji, para pemimpin saat itu mulai menerjemahkan buku-buku asing dari seluruh dunia terutama Amerika dan Eropa. Tidak peduli di manapun mereka berada, mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa akan terlihat sedang membaca buku di dalam kereta, stasiun maupun airport. Hal ini tentu menjadi identitas mereka di mata dunia selain sebagai masyarakat pekerja keras. Orang-orang Jepang memang terkenal sebagai masyarakat yang “kutu buku” dalam cerita-cerita yang berkembang di dunia internasional yang mana dibuktikan dengan fakta bahwa tiap tahun lebih dari 1 miliar buku dicetak..
Indonesia sebagai negara berkembang sayangnya tidak mempunyai kebudayaan membaca seperti halnya Jepang. Menurut laporan dari Badan Pusat Statistik berkenaan dengan perilaku sosial budaya di dalam masyarakat diketahui persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang membaca surat kabar atau majalah sebesar 18.94% pada tahun 2009 atau turun dari angka sebelumnya sebesar 23.46% pada tahun 2006. Tentu saja ini merupakan berita yang menyedihkan bagi Negara berkembang yang ingin maju.

Budaya Baca Indonesia

Indonesia merupakan sebuah Negara yang memiliki kemajemukan budaya. Latar belakang sebagai sebuah Negara kepulauan membuat setiap daerah memiliki kekhasan dalam nilai budaya yang dianut. Namun, semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua dan budaya gotong royong dapat mengikis rasa primordialisme yang sangat berpotensi timbul di tengah masyarakat yang cenderung heterogen.
Indonesia boleh disebut mengalami cultural lost, budaya yang hilang atau budaya yang terlampaui dalam konteks budaya baca. Maksudnya, tatkala kita secara sadar dalam era Indonesia merdeka mau membangun tradisi baca, tiba-tiba kita dihadapkan dengan budaya baru dari negara maju yang menggunakan sarana audio visual (radio dan televisi). Hantaman budaya televisi membuat kita sulit mengembangkan budaya baca, belum lagi karena kebijakan yang dinilai tidak memihak budaya baca, seperti keterbatasan bacaan dan mahalnya bacaan, seperti suratkabar dan buku.
Membaca juga mempunyai banyak manfaat,  Dr.Aidhbin Abdullah al-Qarni dalam Membangun Budaya Membaca Sepanjang Hayat (2011), menuturkan manfaat membaca yaitu di antaranya:
1.    Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan.
2.    Ketika sibuk membaca, seseorang terhalang masuk ke dalam kebodohan.
3.    Kebiasaan  membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan orang-orang malas dan tidak mau bekerja.
4.    Dengan sering membaca, orang bisa mengembangakan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata.
5.    Membaca membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir.
6.    Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman.
7.    Dengan membaca, orang mengambil manfaat dari pengalaman orang lain: kearifan orang bijaksana dan pemahaman prasarjana.
8.    Dengan sering membaca, orang mengembangkan kemampuannya; baik untuk mendapat dan memproses ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya dalam hidup.
9.    Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pemikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar tidak sia-sia.
10.    Dengan sering membaca, orang bisa menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai tipe dan model kalimat, lebih lanjut lagi ia bisa meningkatkan kemampuannya untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa yang tertulis “diantara baris demi baris” (memahami apa yang tersirat






Pentingnya Budaya Membaca

Membaca adalah salah satu cara untuk mendapatkan informasi selain dengan mendengarkan dan melihat. Informasi yang di dapatkan adalah informasi tertulis. Membaca perlu ditekankan kepada setiap individu sejak dini, karena informasi yang paling mudah untuk kita peroleh adalah melalui bacaan, baik koran, majalah tabloid, buku-buku, dan lain lain. Orang yang menerapkan budaya membaca dalam hidupnya akan di penuhi oleh informasi yang up-to-date dan ilmu pengetahuan. Minimnya budaya membaca di kalangan remaja indonesia perlu di perhatikan. Problema tersebut, tidak bisa kita anggap remeh, karena besarnya rasa cinta membaca sama dengan kemajuan. Artinya, suatu tingkatan minat baca seseorang menentukan tingkat kualitas serta wawasanya. Kebiasaan membaca perlu ditingkatkan terutama kepada para remaja indonesia. Dalam proses belajar mengajar, mustahil berhasil tanpa adanya “membaca”. Suatu asumsi menyatakan budaya membaca lebih penting dari pada sekolah dalam tujuan mencapai kesuksesan. Suka Membaca tanpa bersekolah masih berpeluang dalam mencapai kesuksesan, karena membaca membuat pola pikir kita luas dan tajam. Meningkatkan tingkat kreatifitas kita dalam bekerja atau menciptakan lapangan kerja guna mencapai kesuksesan. Sedangkan Tidak suka membaca tapi bersekolah, peluang untuk mencapai kesuksesan lebih kecil, banyak lulusan kuliah yang menjadi seorang pengangguran karena minat bacanya pasti kurang. Maka dari itu membaca sangatlah penting bagi semua umur. Dari umur ketika kita mulai bisa membaca sampai kita tuapun kita haruslah terus menerapkan budaya membaca. Budaya membaca sangat bermanfaat untuk memperdalam ilmu pengetahuan baik itu dari sekolah maupun dari luar sekolah, karena kita hanya dapat 25% dari sekolah dan sisanya 75% itu kita peroleh sendiri . Dengan budayakan membaca sejak dini akan membuat kita tahu akan dunia diluar rumah kita tanpa harus keluar dari rumah. Membaca dipandang sebagai suatu kegiatan yang amat strategi dan mendasar dalam perkembangan kepribadian/psikologi pada setiap diri manusia. Kenyataan ini dapat dilihat dari kebiasaan seseorang, bahwa apa yang dibaca akan berpengaruh terhadap pola pikir dan perilakunya pada kehidupan sehari-hari. Membaca juga merupakan kegiatan pembelajaran memadukan ide-ide guna menyusun konsep, dan membandingkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sebelumnya. Implementasi dari penyerapan proses membaca buku, dapat dilihat hasilnya pada kecerdasan melakukan proses analisa dan pelaksanaannya pada olah ketrampilan yang dimiliki. Orang yang menerapkan budaya membaca mempunyai logika yang lebih besar dan proses analisa yang lebih besar di bandingkan orang yang jarang membaca. Pemasalahan di sini adalah rakyat di negara kita kebanyakan yang malas membaca karena menurut mereka informasi lebih mudah di dapatkan dan di proses oleh mereka dengan cara menonton. Jika di bandingkan dengan masyarakat luar, kita pastilah tertinggal jauh. Masyarakat di negara maju selalu menyempatkan waktu mereka dalam sehari untuk membaca. Oleh karena itu, membaca tidak hanya membantu kita secara individual, membaca juga dapat membantu memajukan negara kita.